Assalamualaykum warahmatillahi wabarakatuh..........

Selamat Datang di Azzam's Blog

Kamis, 11 Agustus 2011

Children of Heaven

Pernah nonton film Children of Heaven? itu lho film produksi negeri Iran yang sempat meraih penghargaan internasional untuk kategori best picture? Kalau sudah saya yakin anda akan sependapat dengan saya kalau film itu memang bagus, sederhana ceritanya namun sangat menyentuh. Kalau belum sempat nonton, mungkin sedikit cerita saya akan membuat anda semakin penasaran dan ingin segera menonton.

Film itu bercerita tentang kehidupan sebuah keluarga miskin di Iran. Keluarga itu memiliki tiga orang anak yang masih kecil-kecil. Anak pertamanya bernama Ali, berusia sekitar 8-9 tahun. Anak keduanya bernama Zahra berusia sekitar 6-7 tahun sedangkan anak ketiganya masih bayi. Cerita yang diangkat dalam film ini sangat sederhana namun sarat dengan makna dan pelajaran yang bisa kita ambil. Ali dan Zahra bersekolah pada sekolah yang sama.. pada suatu hari Ali disuruh ibunya untuk menjahitkan sepatu adiknya Zahra dan sekaligus membeli roti sepulangnya di pasar. Setelah menjahitkan sepatu adiknya, Ali pun pergi ke pasar untuk membeli roti seperti pesan ibunya. Ali pun masuk ke toko langganan orang tuanya sedangkan sepatu adiknya dia letakkan di luar toko setelah sebelumnya di bungkus plastik kresek. Namun alangkah terkejutnya Ali setelah dia keluar toko dan mendapati sepatu adiknya sudah tidak berada pada tempatnya alias hilang. Dari sinilah cerita cerita haru dan menggugah dimulai. Karena takut orang tuanya marah Ali pun meminta Zahra merahasiakan kehilangan sepatunya dan berjanji pada Zahra untuk mencarikan sepatunya yang hilang. Namun masalah baru muncul, Zahra hanya punya sepasang sepatu butut yang kini hilang, lantas dengan apa Zahra pergi ke sekolah? Ali pun ada ide, mereka bergantian memakai sepatu…ya, sepatu Ali. Toh, Zahra masuk sekolah pagi sedangkan dia siang, jadi sepulang Zahra sekolah, dia masih bisa memakai sepatunya, begitu pikir Ali. Awalnya Zahra yang polos menolak ide Ali. Dia tidak mau pakai sepatu Ali yang juga sudah butut karena itu sepatu laki-laki dan juga karena ukurannya yang kebesaran. Ali pun kembali merayu dan memohon pada adiknya agar mau bergantian memakai sepatu miliknya. Akhirnya Zahra luluh juga, jadilah mereka pulang pergi ke sekolah dengan hanya memakai sepasang sepatu. Cerita terus berlanjut dengan adegan-adegan yang terkadang menimbulkan rasa gemas, haru dan juga menggelikan. Ali pun menemukan cara untuk mengganti sepatu adiknya yang hilang, bagaimana caranya? Sebaiknya anda tonton sendiri filmnya.

Sungguh, banyak pelajaran yang bisa kita petik dari cerita di film tersebut. Pelajaran tentang kesederhanaan hidup, tentang kerasnya perjuangan hidup, tentang kepolosan, ketulusan dan juga kejujuran. Memang dari keterbatasan bisa memunculkan banyak cerita, banyak ide, karena mereka miskin maka cerita menjadi berkembang dengan segala lika likunya. Akan sangat berbeda bila Ali dan Zahra berasal dari keluarga kaya, tentu sepatu yang hilang akan segera diganti dengan yang baru, selesai cerita!

Keterbatasan sejatinya tidak membuat seseorang menjadi berhenti berbuat, menjadi kehilangan harapan, ide apalagi sampai putus asa. Allah swt berfirman ; “Barang siapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar.” (ath-Thalaq:2). So, jangan putus asa dengan segala keterbatasan yang kita miliki, yakinlah bahwa dibalik keterbatasan itu sebenarnya Allah sedang menempa diri kita agar menjadi pribadi-pribadi yang kuat. Teruslah bergerak, berfikir dan berusaha, seperti Ali yang terus berusaha sambil berfikir agar bagaimana sepatu adiknya yang hilang bisa ia ganti. Namun jangan lupa, kita hanya bisa berusaha, Allah jua yang menentukan, jadi jangan lupa tawakal!

Jakarta, September 2006
Azzam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar